Selamat Datang .. DI BLOG .. UPT. PUSKESMAS PANCENG
Juli 2016 ~ UPT PUSKESMAS PANCENG

DINAS KESEHATAN KABUPATEN GRESIK

DINAS KESEHATAN KABUPATEN GRESIK2

CM Mahasiswa UNAIR

Pengarahan Ka Pusk pada acara Pelatihan Kader Tiwisada

Lomba Posyandu Berinovasi di Desa Doudo

Lomba Desa Sehat Tk Propinsi

Rabu, 27 Juli 2016

Deteksi Dini Kanker Leher Rahim

KEGIATAN IVA

  • IVA (inspeksi visual dengan asam asetat) merupakan cara sederhana untuk mendeteksi kanker leher rahim sedini mungkin (Sukaca E. Bertiani, 2009)
  • IVA merupakan pemeriksaan leher rahim (serviks) dengan cara melihat langsung (dengan mata telanjang) leher rahim setelah memulas leher rahim dengan larutan asam asetat 3-5% (Wijaya Delia, 2010).
  • Pemeriksaan IVA merupakan pemeriksaan skrining alternatife dari pap smear karena biasanya murah, praktis, sangat mudah untuk dilaksanakan dan peralatan sederhana serta dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan selain dokter ginekologi.

TUJUAN IVA
  • Untuk mengurangi morbiditas atau mortalitas dari penyakit dengan pengobatan dini terhadap kasus-kasus yang ditemukan. Untuk mengetahui kelainan yang terjadi pada leher rahim.
APA KEUNTUNGAN IVA??
  • Menurut (Nugroho. 2010:65) keuntungan IVA dibandingkan tes-tes diagnosa lainnya adalah :
  1. Mudah, praktis, mampu laksana
  2. Dapat dilaksanakan oleh seluruh tenaga kesehatan
  3. Alat-alat yang dibutuhkan sederhana
  4. Sesuai untuk pusat pelayanan sederhana
  • Menurut (Emilia. 2010 :53) keuntungan IVA
  1. Kinerja tes sama dengan tes lain
  2. Memberikan hasil segera sehingga dapat diambil keputusan mengenai penatalaksanaannya
KAPAN DILAKUKAN IVA ???
  • Program Skrining Oleh WHO :
  1. Skrining pada setiap wanita minimal 1X pada usia 35-40 tahun
  2. Kalau fasilitas memungkinkan lakukan tiap 10 tahun pada usia 35-55 tahun
  3. Kalau fasilitas tersedia lebih lakukan tiap 5 tahun pada usia 35-55 tahun (Nugroho Taufan, dr. 2010:66)
  4. Ideal dan optimal pemeriksaan dilakukan setiap 3 tahun pada wanita usia 25-60 tahun.
  5. Skrining yang dilakukan sekali dalam 10 tahun atau sekali seumur hidup memiliki dampak yang cukup signifikan.
  6. Di Indonesia, anjuran untuk melakukan IVA bila : hasil positif (+) adalah 1 tahun dan, bila hasil negatif (-) adalah 5 tahun
SYARAT MENGIKUTI TEST IVA
  1. Sudah pernah melakukan hubungan seksual
  2. Tidak sedang datang bulan/haid
  3. Tidak sedang hamil
  4. 24 jam sebelumnya tidak melakukan hubungan seksual
CARA KERJA IVA
  1. Sebelum dilakukan pemeriksaan, pasien akan mendapat penjelasan mengenai prosedur yang akan dijalankan. Privasi dan kenyamanan sangat penting dalam pemeriksaan ini.
  2. Pasien dibaringkan dengan posisi litotomi (berbaring dengan dengkul ditekuk dan kaki melebar).
  3. Vagina akan dilihat secara visual apakah ada kelainan dengan bantuan pencahayaan yang cukup.
  4. Spekulum (alat pelebar) akan dibasuh dengan air hangat dan dimasukkan ke vagina pasien secara tertutup, lalu dibuka untuk melihat leher rahim.
  5. Bila terdapat banyak cairan di leher rahim, dipakai kapas steril basah untuk menyerapnya.
  6. Dengan menggunakan pipet atau kapas, larutan asam asetat 3-5% diteteskan ke leher rahim. Dalam waktu kurang lebih satu menit, reaksinya pada leher rahim sudah dapat dilihat.
  7. Bila warna leher rahim berubah menjadi keputih-putihan, kemungkinan positif terdapat kanker. Asam asetat berfungsi menimbulkan dehidrasi sel yang membuat penggumpalan protein, sehingga sel kanker yang berkepadatan protein tinggi berubah warna menjadi putih.
  8. Bila tidak didapatkan gambaran epitel putih padadaerah transformasi bearti hasilnya negative.
KATEGORI IVA
  • Menurut (Sukaca E. Bertiani, 2009) Ada beberapa kategori yang dapat dipergunakan, salah satu kategori yang dapat dipergunakan adalah:
  1. IVA negatif = menunjukkan leher rahim normal.
  2. IVA radang = Serviks dengan radang (servisitis), atau kelainan jinak lainnya (polip serviks).
  3. IVA positif = ditemukan bercak putih (aceto white epithelium). Kelompok ini yang menjadi sasaran temuan skrining kanker serviks dengan metode IVA karena temuan ini mengarah pada diagnosis Serviks-pra kanker (dispalsia ringan-sedang-berat atau kanker serviks in situ).
  4. IVA-Kanker serviks = Pada tahap ini pun, untuk upaya penurunan temuan stadium kanker serviks, masih akan bermanfaat bagi penurunan kematian akibat kanker serviks bila ditemukan masih pada stadium invasif dini (stadium IB-IIA).
KEGIATAN IVA DI PUSKESMAS PANCENG

TANGGAL 26 JULI 2016

Pendaftaran Peserta IVA

Ruangan Pemeriksaan IVA


Sambutan Kepala Sub. Bag TU


  

Pemberian Materi Oleh dr.Dwi Puspitasari

Selasa, 26 Juli 2016

KEGIATAN FOGGING

KEGIATAN PENYEMPROTAN NYAMUK
DENGAN PENGASAPAN
(FOGGING) 
Wilayah Kerja UPT Puskesmas Panceng
 Desa Sumurber Kecamatan Panceng
Kabupaten Gresik

Nyamuk dalam kehidupan sehari hari keberadaan nyamuk sangat dekat dengan manusia. Nyamuk tinggal dan berkembang biak disekitar lingkungan hidup manusia, dekat penampungan air, dibawah daun, baju yang tergantung, dalam botol bekas, pot bunga, saluran air dan lain lain. Secara umum nyamuk dikenal dalam tiga kelompok: Aedes, Culex, Anopheles. Nyamuk sebagai penyebab demam berdarah dan juga malaria, oleh karena itu harus ada upaya yang dibutuhkan untuk mencegah penyakit tersebut.

Metode yang digunakan dalam pengendalian nyamuk adalah dengan memutus sirkulasi hidup nyamuk, dengan membasmi nyamuk dewasa dan menghambat perkembangan larva menjadi nyamuk. Teknis pengendalian yang dilakukan meliputi fogging mesin (pengasapan), spraying (penyemprotan), mist blower, ultra light fogger (Pengkabutan) dan abatesasi (penaburan bubuk abate).

Gambar Petugas Program DBD
tanggal 24 Juli 2016

Senin, 18 Juli 2016

PEMERIKSAAN JAMAAH HAJI TAHAP DUA

PEMERIKSAAN JAMAAH HAJI
TAHAP KEDUA
UPT PUSKESMAS PANCENG
TAHUN 2016
14 dan 16 Juli 2016



Pemeriksaan Kesehatan Tahap Kedua adalah upaya penilaian status kesehatan terhadap jemaah haji tahun berjalan untuk memperoleh data status kesehatan terkini bagi evaluasi upaya perawatan, pemeliharaan, pembinaan dan perlindungan, serta rekomendasi penetapan status kelaikan pemberangkatan haji.




Data kesehatan terkini diperoleh melalui kompilasi data perawatan, pemeliharaan dan rujukan. Pemeriksaan kesehatan rujukan dilaksanakan oleh Tim Pemeriksa Kesehatan di Rumah Sakit. Penetapan rumah sakit dan Tim Pemeriksa Kesehatan dilakukan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.


FUNGSI

Pemeriksaan Kesehatan Tahap Kedua berfungsi sebagai :

  1. Penyediaan data status kesehatan jemaah yang lengkap dan terkini melalui kompilasi hasil pemeriksaan kesehatan tahap pertama, pemeriksaan dalam rangka perawatan dan atau pemeliharaan, serta pemeriksaan rujukan. 
  2. Identifikasi, karakterisasi dan prediksi, serta penentuan metode eliminasi faktor risiko kesehatan jemaah haji 
  3. Dasar upaya perawatan dan pemeliharaan kesehatan, serta upaya-upaya pembinaan dan perlindungan kesehatan jemaah haji. 

PROSEDUR PEMERIKSAAN

  1. Pemeriksaan Kesehatan Tahap Kedua dilakukan pada jemaah haji berdasarkan hasil Pemeriksaan Kesehatan Tahap Pertama dan atau hasil pemeriksaan dalam rangka perawatan dan pemeliharaan kesehatan. 
  2. Jemaah haji risti diarahkan untuk mendapatkan Pemeriksaan Kesehatan rujukan di rumah sakit yang ditunjuk. 
  3. Pemeriksaan Kesehatan rujukan dilakukan segera setelah diketahui sebagai risti melalui Pemeriksaan Kesehatan Tahap Pertama, dan sudah selesai selambat-lambatnya satu bulan sebelum operasional embarkasi haji dimulai. 
  4. Direktur rumah sakit yang ditunjuk bertanggungjawab atas pelaksanaan Pemeriksaan Kesehatan Rujukan dan melaporkan hasil pemeriksaan kesehatan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. 
  5. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kota selanjutnya melaporkan rekapitulasi hasil Pemeriksaan Kesehatan Tahap Kedua kepada Kepala Daerah dengan tembusan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi. 
  6. Pembiayaan Pemeriksaan Kesehatan diatur menurut kebijakan daerah setempat.

PEMBERIAN VAKSIN
INFLUENSA DAN HEPATITIS


www.ayeey.com www.resepkuekeringku.com www.desainrumahnya.com www.yayasanbabysitterku.com www.luvne.com www.cicicookies.com www.tipscantiknya.com www.mbepp.com www.kumpulanrumusnya.com www.trikcantik.net